KEPALA SMAN 2 Tasikmalaya, H. Aam M. Abdullah, hadir di tengah Reuni Perak Angkatan 1989 di Graha Bakti Akumni, Kamis (31/7/2014). Menurutnya ajang itu selain menguatkan tali silaturahim juga pertanda menghargai perjalanan hidup.
“Ajang ini penuh makna. Bukan sekadar temu kangen antar teman-teman satu angkatan, tetapi maknanya lebih dari sekadar mengenang masa lalu,” katanya.
Lumrah jika momentum Reuni Perak bertajuk Bersama dan Berbagi itu menjadi ruang untuk mewujudkan kecintaan para alumni terhadap almamaternya.
Saat dibuka sesi bursa “raga katineung” alumni SMAN 2 Tasikmalaya 1989 akhirnya terkumpul sejumlah Rp 125 juta untuk membangun 20 kamar toilet sekolah.
“Terimakasih atas “kaweningan galih” para alumni,” kata H. Aam.
Rangkaian acara yang dimotori mantan Ketua OSIS 1989, Billy Moh. Sobirin dibantu Usman Abdul Fatah, dan Erni Kustiani mengalir dengan cair. Film semi dokumenter Buku Ini Aku Pinjam memotret fragmen romantika masa SMA disambut antusias para alumni dan guru-guru yang hadir. Judul itu terinspirasi lagu yang populer di kalangan remaja pada masa itu.
Buku Ini Aku Pinjam nyanyian berlirik sederhana. Pilihan kata yang intim didengar. Tidak ada metafora yang dibuat-buat. Tetapi lagu Iwan Fals itu berhasil memikat remaja setanah air. Lagu cinta paling berpengaruh pada masanya. Bahkan sampai saat ini nyanyian itu masih kontekstual. Tetap aktual.
Buku Ini Aku Pinjam adalah puisi paling konkret. Kantin di depan kelas, bisa menjadi latar tempat yang indah untuk jatuh cinta. Termasuk melancarkan modus: “Buku ini aku pinjam, sayang! Akan kuselipkan cinta di setiap halaman yang kaubaca”.
Hadi Riaddy dan Asep Charlie, yang ketika itu keduanya bertubuh kerempeng, berhasil membetot suasana lama. Mereka menyanyikan lagu itu dengan sangat manis.
Tak cuma itu. Jalan seakan terbuka. Lengang. Kemacetan yang menelikung para pengelana asal SMAN 2 Tasikmalaya, terlupakan sejenak. Tikungan waktu mengembalikan mereka pada latar 25 tahun silam. Perjalanan panjang yang menjadikan sosok diri sekarang.
Bila diibaratkan pertunjukan, para aktor yang sedang manggung saat ini di berbagai kota besar ataupun di kampung halaman. Di antaranya, pernah menempa diri di pinggir Sungai Ciloseh.
Idulfitri, momentum yang tepat untuk menghargai perjalanan hidup. Tepatnya 25 tahun silam, kita lampaui banyak peristiwa pada setiap hembusan angin dan gemericik sungai. Bunga-bunga yang bermekaran dengan ikhlas.
Hari itu, di Graha Bakti Alumni SMAN 2 Tasikmalaya, lorong waktu terbuka. Sayup-sayup pintu gerbang sekolah berderit. Satu demi satu, di antara kita, berjumpa dengan para resi yang mengajari arti kehidupan.
Terimakasih guru-guru tercinta. Terimalah salam kami. Maafkan kelancungan kami. Tanpa jasamu, siapakah kami?
Segala bentuk pengorbanan dan kepedulian dari para alumni smandatas kepada SMAN2 Tasikmalaya, kami atas nama guru guru dan karyawan SMAN2 Tasikmalaya menghaturkan banyak terimakasih, semoga kekompakan, kebersamaan dan ikatan tali silaturahim diantara para alumni dan keluarga besar SMAN2 Tasikmalaya tetap terjalin dengan baik.Aamiin Ya Rabbal alamin
Tahukah…? Semua cerita diatas tak akan ada yang menuliskannya, jika pa Deny Rusena, Pa Maman, Pa Johan, Pa Kustia, Pa Darja, Pa Kiking, Pa Narto, Pa Fattah…Pa Teddy, Ibu Ooh, Ibu Mimi….dan guru2 tercinta lainnya, tidak mendidik kami untuk menjadi seperti yang sekarang terjadi. Maka jika sebagian dr kami “dianggap berhasil manggung” membangun jati diri, percayalah, itu bukan keberhasilan kami, melainkan adalah karya mereka para guru kami. Salam takzim…utk para guru, anu masih jumeneng turta anu parantos ngantunkeun.
he he..he . ngomong-ngomong soal tebak2an emang ga pernah mbosen. hari ini ga ktemu jwbnnya. mbesok dipikir lagi. ditinjau dari sudut apa aja teka-teki sah2 aja. ga ada aturan main yang baku. aku punya segudang permainan. yang minat boleh ntar dikasih tau.